60) Kepemimpinan dalam kewirausahaan

60) Kepemimpinan dalam kewirausahaan

A. Definisi Kepemimpinan
Terdapat banyak pengertian tentang definisi kepemimpinan, diantaranya yaitu menurut Ordway Tead, Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu bekerjasama mencapai tujuan yang mereka inginkan. Menurut George R. Terry, Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu mencapai tujuan kelompok. Sedangkan menurut Garry Yukl (1994:2) menyimpulkan definisi yang mewakili tentang kepemimpinan antara lain yaitu kepemimpinan adalah prilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (share goal) (Hemhill& Coons,1957:7). Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler &Massarik, 1961:24)
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.
B. Sifat-sifat Pemimpin
Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Usaha-usaha yang sistematis tersebut membuahkan teori yang disebut sebagai The tritist Theory of leadership (Teori sifat atau kesifatan dari kepemimpinan). Ordway Tead mengemukakan sepuluh sifat kepemimpinan sebagai berikut:
1. Energi jasmaniah dan mental
2. Kesadaran akan tujuan dan arah
3. Antusiasme
4. Keramahan dan kecintaan
5. Intigritas
6. Pengasaan teknis
7. Ketegasan dalam mengambil keputusan
8. Kecerdasan
9. Ketrampilan mengajar
10. Kepercayaan
George R. Terry dalam bukunya principal of mangement 1964 menuliskan sepuluh sifat yang unggul yaitu:
1. Kekuatan
2. Stabilitas emose
3. Pengatahuan tentang relasi insani
4. Kejujuran
5. Objektif
6. Dorongan pribadi
7. Ketrampilan berkomunikasi
8. Kemampuan mengajar
9. Ketrampilan sosial
10. Kecakapan menejerial.
Jadi, dengan demikian diharapkan seorang pemimpin itu harus berbudi luhur dan memiliki sifat-sifat utama, sehingga dia bisa membawa anak buahnya pada keselamatan dan kesejahteraan.
C. Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan
Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha adalah suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring dengan tiga komponen,yaitu pengembangan pribadi individu, efektifitas kerja sama tim dan perubahaan organisasi. Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi, ingat bahwa kepemimpinan wirausaha adalah menanamkan keyakinan untuk berpikir, berprilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat. Berikut ini 10 prinsip dan pelaksanaan yang mengajarkan dan menumbuhkan prinsip kegiatan yang akan mengembangkan atribut kepemimpinan wirausaha kepada seluruh organisasi.[3]
1. Purposeful (memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai)
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendirian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun.
2. Responsible
Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya membutuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan memahami tanggung jawab terhadap apa yang dipikirkan dan dilakukan merupakan hal bernilai. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada diri orang lain membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. kebiasaan semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggungjawab yang kita harapkan dari orang lain.
3. Integritas (nilai yang sejati)
Kualitas yang tidak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Serta memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memilki integritas.
4. Nonconformity (ketidakcocokan)
Konformis tidak dilahirkan, mereka dibuat. Sesungguhnya tekanan terus-menerus memborbadir individu dengan maksud bahwa mereka dapat diizinkan untuk mendaki dari tangga penerimaan untuk sukses, datang dari semua sisi, hanya berbeda sedikit dari generasi ke genarasi.
5. Coureqeous (keberanian)
Ketika keberanian terhadap pendirian dan keberanian untuk menjadi diri sendiri dan mengikuti jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik merupakan kekuatan sejati yang berkembang secara alami.
6. Intuitive (keputusan yang sebenarnya)
Keputusan yang sebenarnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan keberhasilan. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain.
7. Patience (kesabaran)
Sabar terhadap sesuatu yang hasilnya sudah tertentu karena dalam kepastian, hanya sedikit ruang untuk kecemasan. Kesabaran merupakan kunci dasar dalam membangun maupun mempertahankan hubungan.ketidak sabaran merupakan pembalasan keadilan dari relasi dengan relasi konsumen.keyakinan dalam apa yang anda kerjakan dan memiliki kepastian bahwa segala sesuatu terjadi pada saat yang tepat dan ditempat yang tepat.
8. Listen (mendengarkan)
Mendengarkan merupakan suatu hal vital dalam bisnis, khususnya dalam tiga area utama, namun jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu persatu area pertama berkaitan dengan siapa saja memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkan. Area kedua adalah siapa saja yang terlibat dalam suatu posisi tanggungjawab seharusnya selalu memiliki kemauan untuk mendengarkan ide dan pemikiran kolega –koleganya. Area ketiga berkaitan dengan mendengarkan menggunakan suatu cara hingga meyadari pada kenyataan dipasaran.
9. Enthusiasm (antusiasme)
Optimisme dan anthusiasme keduanya saling membantu tidak mungkin ada seseorang yang pesimis sekaligus antusias. Antuasisme satu orang akan berbeda dengan yang lain. Namun, kita akan mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang mereka kerjakan dan keyakinan mereka menular kepada yang lain.
10. Service (layanan)
Layanan produk atau ide haruslah menciptakan nilai tambah, supaya keberhasilan itu dapat bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan penciptaan nilai melalui layanan yang maksimal melalui kesempatan /peluang.
D. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah : Kekuatan dalam diri wirausahawan, kekuatan pada bawahan, dan kekuatan dalam situasi kepemimpinan. Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia mem­bangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Ingat bahwa Kepemimpinan Wirausaha adalah: menanamkan keyakinan untuk berpikir, berperilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat.
Proses pengambilan keputusan diawali dengan identifikasi problem yang dihadapi dan berakhir dengan evaluasi dari solusi-solusi yang diimplementasi. Kelima macam langkah dalam pengambilan keputusan adalah:
1. Mengidentifikasi dan merumuskan problem yang dihadapi
2. Mengupayakan dan mengevaluasi solusi-solusi yang mungkin dapat diterapkan
3. Memilih sebuah pemecahan (solusi) yang diinferensi
4. Menerapkan solusi tersebut
5. Mengevaluasi hasil-hasil yang dicapai. 
Langkah pertama berupa menemukan dan merumuskan problem yang bersangkutan, merupakan suatu tahapan pengumpulan informasi, pemrosesan informasi dan pertimbangan-pertimbangan. Setelah masalah selesai dirumuskan, maka pada tahap berikutnya orang dapat merumuskan sebuah atau beberapa buah solusi potensial. Pada tahap ini orang mengumpulkan lebih banyak informasi, kemudian data dianalisis, dan pro serta kontra berbagai pilihan tindakan diidentifikasi. Selanjutnya, pada langkah ketiga telah diambil sebuah keputusan, guna memilih rangkaian tindakan tertentu. Bagaimana cara hal tersebut dilakukan dan oleh siapa, perlu diselesaikan secara berhasil pada masing-masing situasi problem.
Setelah mengetahui yang dipreferensi, maka perlu disusun rencana-rencana kegiatan yang tepat dan kemudian mengimplementasi mereka secara lengkap. Inilah tahapan dimana penentuan arah dipastikan dan dimulai rangkaian tindakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah. Terakhir adalah eveluasi, proses pengambilan keputusan tidaklah lengkap, sampai hasil-hasil dievaluasi. Seandainya hasil-hasil yang diinginkan tidak dicapai, maka proses yang bersangkutan harus diulangi, guna memungkinkan adanya tindakan-tindakan korektif.
E. Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedang apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.
Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan kepemimpinan dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:
1. Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh organisasi (aspek ekonomis dan teknis)
2. Semakin rapinya sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen yang meliputi:
a. Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan waktu yang makin ekonomis dan efesien.
b. The right man in the right place, dengan pendelegasian wewenang yang luas.
c. Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari semua bagian.
d. Target dan sasaran yang ingin dicapai selalu terpenuhi sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.
e. Organisasi dengan cepat dan tepat dapat menyesuaikan diri pada tuntutan perkembangan dan perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomis)
3. Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang human sifatnya, antara lain berupa:
a. Terdapat iklim psikis yang mantap, sehingga orang merasa aman dan senang bekerja.
b. Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang tinggi dalam organisasi.
c. Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang tinggi.
d. Komunikasi forma dan informal yang lancar dan akrab.
e. Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
f. Tidak banyak terdapat penyelewengan dalam organisasi
g. Ada jaminan-jaminan sosial yang memuaskan.