012. HIDUP PASTI ADA CINTA DAN KUSIMPAN DI HATI INI [TULISAN]

012. HIDUP PASTI ADA CINTA DAN KUSIMPAN DI HATI INI [TULISAN]




Sore hari Irdina kaget ketika membaca sms dari sahabatnya
Sim2 pesan dari Thalita: “Ir, nanti aku tunggu kamu di taman, aku ingin cuhat sama kamu Ir.”
Setelah membaca sms Irdiana segera menghentikan game yang dimainkannya, dan bergegas menuju taman dekat rumahnya.

Irdina pun sampai di taman dan didapati sahabatnya sedang menangis, “Ada apa Lit, siapa yang udah buat kamu gini? Biar aku balas dia.”
“Ini semua gara-gara Ray Ir” jawab Thalita.
“Apa? Cuma gara-gara Ray kamu jadi nangis gini, mendingan kamu ngak usah urusan sama yang namanya cinta itu semua Cuma buat kamu menderita.” Jawab Irdina dengan suara yang keras.
“Tapi.. Ir aku ngak bisa menjauh dari dia.”
“Gampang kok caranya, tinggal kamu hapus nomernya terus jangan inget-inget dia lagi. Simpel kan?”.

Thalita berusaha menuruti perkataan sahabatnya tersebut, dan Irdina juga meninggalkan Thalita di taman untuk segera pulang. Diperjalanan pulang, Irdina berusaha memikirkan tentang masalah Thalita “Kenapa banyak orang harus berhubungan dengan cinta? Itu kan Cuma buat menderita, mendingan main game aja.”
Tak berapa lama kemudian Irdina sampai dirumahnya, sekarang waktunya untuk belajar. Irdina memang rajin belajar, dia sudah beberapa kali meraih nilai terbaik di SMP 33 Yogyakarta dan juga sebagai peraih nilai UN tertinggi meskipun dia senang bermain game. Irdina memang beda dengan remaja jaman sekarang, yang terlalu larut dalam kesedihan. Hidupnya selalu ceria, dan ngak ingin berhubungan dengan cinta karena ia menganggap hanya akan membuat prestasinya hancur.
Pagi ini, hari pertama Irdina masuk di SMA 76 Yogtakarta, langkahnya sangat gesit berloncatan, dalam hatinya takut apabila sampai terlambat “Aduh… bangun kesiangan lagi gimana kalau sampai terlambat, pasti aku bakalan malu”. Dugaan Irdina benar, pagar sekolah telah ditutup. Dengan berani Irdina memanjat pagar tersebut, dan cepat berlari ke kelas 7 A “Permisi, maaf kak, aku terlambat.”
“Oh.. iya silahkan masuk dek.” Jawab kakak osis
“Baru pertama masuk sudah telat, gimana nantinya tuh anak?” ejek salah satu anak dikelas itu.
“Udah deh, kalian itu ngak tau Irdina, dia itu anaknya rajin mungkin hari ini dia hanya kesiangan aja.” Bela Farel sahabat Irdina.
Irdina kemudian bergegas duduk di sebelah Rafika, yang sebelumnya belum pernah ia kenal “Aku boleh duduk sini kan?” tanya Irdina.
“Ouwh, iya dengan senang hati silahkan duduk.” Jawab Rafika dengan ramah.

“Kringgg…Kringg.” Bel istirahat berbunyi Irdina segera pergi ke kantin dengan Farel, mereka berdua juga saling bercerita “Rel… aku ngak nyangka ternyata anak sekolah ini pada semaunya ya.”
“Ngak kok Ir itu mungkin karena kamu belum kenal mereka aja, kalau sudah kenal mereka pasti ramah.”
“Yah mungkin, yang paling aku anggap baik itu ya kamu sama Thalita, apalagi si anak cowok yang tadi tuh rel bisa-bisanya dia ngejek aku seenaknya aja tuh anak.”
“Jangan gitu Ir, nanti kamu jatuh cinta lagi sama dia.. *Uppps.. kamu kan cewek anti cinta” Goda Farel.
Di kantin mereka bertemu dengan Thalita “Hay.. lit” sapa Farel.
“Ouwh iya.. gimana tadi kakak kelas kalian baik ngak?” tanya Thalita.
“Baik kok… cuman muridnya tuh yang ngeselin” jawab Irdina dengan nada yang malas.
“Tuh kan.. kamu keinget lagi sama anak itu, cieee” Sambung farel.
“Jadi Irdina, jatuh cinta inget loh Ir kamu sendiri yang bilang ke aku kalau cinta Cuma bikin sakit hati hehehe :D.”

Bel tanda masuk berbunyi, dan para kakak osis juga masuk ke kelas yang telah ditentukan. “Adik-adik semua sekarang kalian, pejamkan mata kalian.” Serentak para murid terkejut dengan aba-aba kakak osis tersebut. Dan semua siswa memejamkan matanya.
“Buka mata kalian, dan liat kesamping dan depan kalian.”
“Farel, aku duduk sama kamu” kata Irdina.
“Iya.. Ir bisa tepat banget.”
“Hay.. Rafika, bisa pas gini ya duduknya. Kamu duduk sama siapa?” sapa Irdina.
“Sama gw” jawab cowok depan Rafika sambil memalingkan badannya.
“Hah… loe males banget deh jadi ngrubah suasana aja loe” sambung Afika dengan jutek.
“Gw punya nama kali.. nama gw arya” sambil menyodorkan tangannya ke Irdina.
“Nama gw Irdina” jawab Irdina.
“Iya.. gw uda tau kok” sambil tersenyum ke Irdina.

Para kakak Osis memberikan tugas kepada mereka untuk membentuk kelompok. Dan tentunya, Irdina sekelompok dengan Farel dan Rafika. Namun, tugas membuat kelompoknya dalam satu kelompok minimal harus empat orang “Ar.. kamu udah dapat kelompok apa belum? Sama kita yuk..” tawar Irdina dengan senyumnya.
“Maaf.. ya Ir aku uda sama temen-temen ku.” Mendengar jawaban Arya, entah mengapa perasaan Irdina menjadi ada yang berubah dan Irdina selalu saja teringat dengan senyum Arya.

Bel pulang sekolah telah berbunyi, Semua murid keluar dari kelas masing-masing. Thalita, Farel dan Irdina pulang bersama. Mereka juga saling menceritakan pengalamannya masing-masing, Thalita juga selalu bertanya tentang Arya kepada Irdina dan seperti ada yang berubah dari Irdina tidak seperti biasanya Irdina mau menjawab pertanyaan tentang cowok kecuali menegenai Farel. Akhirnya mereka sampai di rumah masing-masing. Sore hari seperti biasa Irdina bermain game dan membuka jejaring sosial FB, setelah itu seperti biasa ia melanjutkan dengan belajar.
Pagi hari, seperti biasa Irdina dan Farel berangkat bersama sejak kecil mereka berdua memang sudah saling bersahabat. “Ir.. kamu ngak pa-pa kan?” tanya Farel.
“Ngak kok, Rel aku ngak pa-pa. Aku Cuma keinget sama…” Sebelum meneruskan pembicaraannya Thalita datang dari belakang Irdina “kamu pasti keinget Arya ya Ir..” sahut Thalita.
“Iya.. padahal aku udah berusaha ngelupain dia.”
“Jangan-jangan kamu jatuh cinta lagi sama Arya, inget lho Ir kamu dulu pernah bilang kan sama aku kalau cinta Cuma buat kamu menderita.” Nasihat Thalita.
Mengingat perkataan Thalita, dan ucapannya dulu Irdina menjadi bingung dengan apa yang harus dilakukannya. Irdina pun memutuskan untuk menyimpan perasaannya di dalam hatinya, dan hanya waktu yang dapat merubah isi hatinya.