039. NAIK SALAH, TURUN PUN SALAH [TULISAN]

039. NAIK SALAH, TURUN PUN SALAH [TULISAN]



Pada zaman dulu di negara Arab, banyak orang mengendarai kaledai sebagai kendaraan. Seorang bapak membawa anaknya ke satu tempat dengan membawa seekor keledai. Kedua mereka menaiki keledai itu dan lalu di sebuah kota. Kondisi ini menarik perhatian orang. Ada di antara mereka berkata "Ini kasus aniaya. Keledai tu dah le kecil. Dua-dua orang pulak naik. Kan tu menyiksa binatang .. Tak ada peri kemanusiaan langsung".

Si-tua mendengar komentar mereka. Lalu si bapak turun dan membiarkan anaknya sendirian di atas keledai. Si-tua melanjutkan perjalanan sambil berjalan kaki. Mereka pun melalui sekelompok orang.Sekali lagi ada yang komentar, "Kurang ajar punya anak. Dia sedap-sedap naik keledai. Ayahnya dibiarkan berjalan kaki."

Si-anak mendengar komentar mereka, lalu dia turun dan menyuruh ayahnya pula menunggang keledai. Si-anak berjalan kaki mengiringi bapaknya pada keledai. Mereka pun melalui sekelompok orang. Sekali lagi mereka mendengar keluhan "Bapa tak ada otak, dia sedap naik keledai, anaknya dibiarkan berkeringat berjalan."

Mendengar komentar itu, si-tua pun turun dan berjalan bersama-sama anak. Keledai itu dibiarkan berjalan sendirian. Mereka pun melalui sekelompok orang. Masih ada yang komentar "Apalah bodohnya orang tua ni. Ada keledai tapi tak mau naik. Kalau macam ni, lebih baik tak payah bawa keledai!"

Mendengar kata-kata ini, si-tua pun memberitahu anaknya. "Beginilah kondisi masyarakat. Mereka hanya pandai komentar. Pandai melihat kesalahan orang. Ada saja yang tak benar. Kalau kita ikut saja kata-kata mereka rusak kita. Kita tidak bisa terima pandangan mereka secara melulu. Kita kena pikirkan semuanya dan kita buat apa yang baik pada kita. Jangan pedulikan komentar mereka .. "

MORAL & IKTIBAR
• Kebanyakan orang memang suka mencari kesalahan orang
• Pendapat dan komentar mereka tidak bisa diikut melulu kecuali memang ada dasar dan kebenaran.
• Pertimbangan harus berdasarkan kondisi dan skenario yang kita hadapi.
• Yang baik jadikan teladan, yang buruk jadikan perbatasan