TUGAS : ISD
DOSEN : RAMITA HAPSARI
NAMA : QORI HAIDIR ALAM
NPM : 1B115171
Kampung Bena adalah
salah satu perkampungan megalitikum yang terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Tepatnya di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, sekitar 19 km selatan Bajawa. Kampung yang terletak di puncak bukit dengan view gunung Inerie. Keberadaannya di bawah gunung
merupakan ciri khas masyarakat lama pemuja gunung sebagai tempat para dewa. Menurut penduduk kampung ini, mereka meyakini
keberadaan Yeta, dewa yang bersinggasana di gunung ini yang
melindungi kampung mereka.
Kampung ini
saat ini terdiri kurang lebih 40 buah rumah yang saling mengelilingi. Badan
kampung tumbuh memanjang, dari utara ke selatan. Pintu masuk kampung hanya dari
utara. Sementara ujung lainnya di bagian selatan sudah merupakan puncak
sekaligus tepi tebing terjal.
Kampung ini
sudah masuk dalam daerah tujuan wisata Kabupaten Ngada. Ternyata kampung ini menjadi
langganan tetap wisatawan dari Jerman dan Italia.
Ditengah-tengah
kampung atau lapangan terdapat beberapa bangunan yang mereka menyebutnya bhaga dan ngadhu. Bangunan bhaga bentuknya mirip pondok kecil (tanpa penghuni). Sementara
ngadhu berupa bangunan bertiang tunggal dan beratap serat ijuk hingga bentuknya mirip pondok peneduh. Tiang ngadhu
biasa dari jenis kayu khusus dan keras karena sekaligus berfungsi sebagai tiang
gantungan hewan kurban ketika pesta adat.
Penduduk
Penduduk
Bena termasuk ke dalam suku Bajawa. Mayoritas penduduk Bena adalah penganut agama katolik. Umumnya penduduk Bena, pria dan
wanita, bermata pencaharian sebagai peladang. Untuk kaum wanita masih ditambah dengan bertenun.
Pada awalnya
hanya ada satu klan di kampung ini yaitu klan Bena. Perkawinan dengan suku lain
melahirkan klan-klan baru yang sekarang ini membentuk keseluruhan penduduk
kampung Bena. Hal ini bisa terjadi karena penduduk Bena menganut sistem
kekerabatan matriarkat.
kampung ini
sama sekali belum tersentuh kemajuan teknologi. Arsitektur bangunannya masih sangat sederhana
yang hanya memiliki satu pintu gerbang untuk masuk dan keluar, Menurut
catatan Pemerintah Kabupaten Ngada, Kampung Bena diperkirakan telah
ada sejak 1.200 tahun yang lalu. Hingga kini pola kehidupan serta budaya
masyarakatnya tidak banyak berubah. Dimana masyarakatnya masih memegang teguh
adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.
Bangunan arsitektur Bena tidak hanya merupakan hunian semata, namun memiliki fungsi dan makna mendalam yang mengandung kearifan lokal dan masih relevan diterapkan masyarakat pada masa kini dalam pengelolaan lingkungan binaan yang ramah lingkungan.
Nilai yang
dapat diketahui bahwa masyarakat Bena tidak mengeksploitasi lingkungannya ialah lahan pemukiman
yang dibiarkan sesuai kontur asli tanah berbukit. Bentuk kampung Bena
menyerupai perahu karena menurut kepercayaan megalitik perahu dianggap punya kaitan dengan
wahana bagi arwah yang menuju ke tempat tinggalnya. Namun nilai yang
tercermin dari perahu ini adalah sifat kerjasama, gotong royong dan mengisyaratkan kerja keras yang dicontohkan dari leluhur mereka dalam menaklukkan alam
mengarungi lautan sampai tiba di Bena.
Dan pada tahun 1995 Kampung Bena telah dicalokan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO
https://id.wikipedia.org/wiki/Kampung_Bena
0 komentar:
Posting Komentar