Latar
Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu
ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri.
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah:
“Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara
mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah
dari persaingan usaha yang tidak sehat”
Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Keberadaan usaha kecil
menengah tersebut harus didukung dan didorong kemampuannya agar tetap eksis,
sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas lapangan pekerjaan.
Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi
pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju.
Masalah utama yang menjadi fokus dalam pengembangan usaha kecil menengah adalah
mengenai pengelolaan keuangan. Karena banyak usaha kecil dan menengah yang
beranggapan bahwa pengelolaan keuangan merupakan hal yang mudah dan sederhana.
Namun dalam kenyataanya, pengelolaan keuangan pada UKM membutuhkan keterampilan
Akuntansi yang baik oleh pelaku bisnis UKM. Benjamin (1990) berpendapat bahwa
kelemahan UKM dalam penyusunan laporan keuangan itu antara lain disebabkan
rendahnya pendidikan dan kurangnya pemahamam terhadap Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Raharjo (1993) berpendapat bahwa rendahnya penyusunan laporan
keuangan disebabkan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan
laporan keuangan bagi UKM. Sebagian besar UKM belum menggunakan sistem
akuntansi yang benar. Memang pada kenyataannya, berdagang dengan cara biasa di
pasar, dimana hanya mencatat uang keluar dan masuk (buku aliran kas dan stok
barang) memang lebih mudah. Tidak dapat dipungkiri, teori-teori dan
logika-logika akuntansi terkadang susah untuk dipahami, butuh pemahaman konsep
yang benar-benar harus dikuasai. Tentulah lebih mudah bagi para wirausahawan
itu untuk berdagang terus, daripada menghabiskan waktunya untuk belajar
akuntansi. Namun ternyata akuntansi mempunyai fungsi lain, selain fungsi
kontrol dan panduan pengambilan keputusan pengembangan bisnis.
Informasi akuntansi mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan
usaha, termasuk bagi usaha kecil. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang
handal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil,
antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain.
Penyediaan informasi akuntansi bagi usaha kecil juga diperlukan khususnya untuk
akses subsidi pemerintah dan akses tambahan modal bagi usaha kecil dari
kreditur (bank). Kewajiban penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil
sebenarnya telah tersirat dalam Undang-undang usaha kecil no. 9 tahun 1995
dalam Undang-undang perpajakan. Pemerintah maupun komunitas akuntansi telah
menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan akuntansi bagi usaha
kecil.
Masih banyak usaha kecil menengah (UKM) yang belum menyelenggarakan
pencatatan atas laporan keuangan usahanya. Akibatnya, mereka memang sulit
mendapatkan kredit sehingga sulit untuk mengembangkan usahanya lebih baik lagi.
Terbukti usaha kecil menengah yang telah menerapkan sistem akuntansi dalam
usaha mereka memperoleh kemudahan tidak hanya untuk kemudahan kredit dari
kreditur, tetapi juga untuk pengendalian aset, kewajiban dan modal serta
perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-biaya yang terjadi yang pada
akhirnya sebagai alat untuk pengambilan keputusan usaha ke depannya. Karena
tentunya laporan keuangan badan usaha tersebutlah yang kelak digunakan oleh
pihak ekstern maupun intern untuk mengambil tindakan dalam memajukan usaha,
misalnya untuk keperluan investor pada pengembangan usaha.
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi
mengenai posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha yang dicapai oleh suatu
perusahaan. Salah satu bentuk
informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan
suatu perusahaan adalah laporan keuangan yang dilaporkan setiap akhir periode
sebagai laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan.
Laporan keuangan juga dapat menjadi tolak ukur bagi pemilik dalam
memperhitungkan keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal
yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak dan
kewajiban yang dimiliki. Setiap keputusan yang diambil oleh pemilik dalam
mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi keuangan yang dilaporkan
secara lengkap bukan hanya didasarkan pada laba semata. Berdasarkan latar
belakang tersebut penulis dapat menentukan judul “TERNAK AYAM POTONG DAN
BUDIDAYA AYAM PETELUR “
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Membantu kita untuk belajar dan membuka bisnis usaha kecil dan menengah dalam
memahami penerapan sistem akuntansi, karena penerapan sistem akutansi sangat
penting untuk membantu proses berjalanya suatu usaha kecil dan menengah .
Bertujuan untuk ikut mengembangkan atau memahami ilmu pengetahuan, tentang
usaha kecil dan menengah sebagai wujud nyata keterkaitan dunia perguruan tinggi
dalam aspek pengabdian terhadap masyarakat khususnya usaha kecil dan menengah
dalam dunia praktis.
Manfaat
Dapat digunakan sebagai masukan bagi para pelaku usaha kecil khususnya usaha
ternak ayam untuk menerapkan sistem akuntansi di dalam sebuah bisnisnya dan
dapat membantu dalam pembuatan laporan keuangan yang berguna sebagai dasar
pengambilan keputusan usaha yg di jalankan .
Kita dapat memahami atau memperdalam ilmu pengetahuan yang telah di dapat dalam
sebelumnya di perkuliahan dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya,
khususnya penelitian yang berkaitan dengan sistem akuntansi UKM .
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Usaha Ternak Ayam Potong
Daging ayam merupakan daging favorit di negara kita. Hampir 100% orang
Indonesia suka makan daging ayam, maka dari itu merupakan peluang yang sangat
bagus berbisnis ternak ayam potong. Dulu pada waktu flu burung melanda dunia,
bisnis ini menjadi hancur. Sebab tidak ada yang berani makan daging ayam,
sehingga banyak para peternak yang gulung tikar. Sekarang berhubung issu flu
burung sudah tidak ada, kesempatan memulai bisnis ini menjadi bagus. Saatnya
sekarang ini untuk memulai mumpung masi banyak kandang-kandang bekas yang sudah
tidak dipakai oleh pemiliknya untuk dibeli dengan harga murah dibandingkan
dengan membuat kandang baru yang tentu lebih mahal. Usaha ini biasanya
dilakukan dengan sistem kerja sama dengan peternak pembibitan ayam potong.
Sehingga anda tidak perlu repot-repot menyadiakan bibit, pakan dan obat-obatan,
karena semua telah disiapkan oleh peternak pembibitan tadi. Dengan sistem kerja
sama ini anda hanya menyiapkan kandang beserta alat-alat untuk pemeliharaan
ayam potong dengan sistem bagi hasil 50%.
Dalam usaha pertanian, perkebunan, peternakan pokoknya agribisnis kita memiliki
kemudahan, sebab banyak orang-orang yang ahli di bidang ini terutama di
desa-desa. Sehingga tidak ada kesulitan dalam mencari pekerja yang ahli, dengan
demikian kelancaran bisnis ini bisa dijamin. Namun kendala yang biasanya
dialami pada usaha agribisnis adalah pekerja yang nakal dan tidak jujur. Tapi
hal ini jarang terjadi sebab orang-orang desa kebanyakan jujur-jujur walaupun
ada yang nakal tapi sedikit. Namun harus pandai-pandai memilih pekerja yang
jujur, jujur apa tidaknya pekerja dapat diketahui dengan sistem penghitungan
jumlah pakan yang dihabiskan berbanding jumlah hewan ternak, dengan perhitungan
tadi dapat pula diketahui berat ternak tanpa harus menimbangnya.
Langkah-langkah yang dibutuhkan:
Mencari lokasi yang tanahnya kering (bukan daerah persawahan) untuk menempatkan
kandang dengan tujuan agar kandang tidak cepat rusak terutama kandang yang
tiang-tiangnya terbuat dari bambu akan cepat rusak jika lokasi terletak pada
tanah basah (karena kandang dari tiang bambu murah), namun jika tiang-tiang
kandang terbuat dari kayu kelapa tidak masalah dibuat di atas tanah basah
karena memakai penyangga beton (kandang bertiang kayu kelapa lebih mahal).
Usahakan mencari kandang bekas untuk dibeli, sebab berarti pernah dipakai
sehingga sudah diperhitungkan oleh pemilik sebelumnya bahwa lokasi kandang
bagus. Perlu diketahui apa penyebab kandang bekas tadi berhenti dipakai untuk
penanggulangan, tapi biasanya para peternak ayam potong yang menutup usahanya
kebanyakan disebabkan oleh kasus flu burung. Jika ini penyebabnya maka kandang
bekas tersebut baik untuk digunakan sebab kasus flu burung sudah reda (sudah
tidak ada).
Jika tidak menemukan kandang bekas, buatlah kandang untuk ukuran isi 4000 ekor
ayam. Biasanya sudah ada tukang ahli dalam pembuatan kandang yang menawarkan
jasa pembuatan kandang lengkap dengan peralatan tempat pakan, penghangat,
tempat air minum, dll.
Temui peternak pembibitan ayam potong untuk diajak kerja sama dengan sistem
bagi hasil. Dengan sistem ini akan mempermudah dalam pengadaan semua yang
dibutuhkan karena peternak pembibitan biasanya menyediakan kebutuhan-kebutuhan
ternak yang lengkap dan tidak perlu repot-repot dalam pemasarannya karena
biasanya mereka yang beli kembali hasil panen kemudian dihitung jumlah
kebutuhan yang telah dihabiskan baru setelah itu keuntungan dibagi. untuk
ukuran kandang isi 4000 ekor diisi dengan 3700 ekor agar kandang menjadi lega.
Mencari pekerja yang bertugas mengurus pakan dan minuman ternak dan memelihara
sesuai dengan cara yang benar dengan upah yang sesuai, untuk 3700 ekor ayam
dibutuhkan 10 orang pekerja (setiap satu orang diupah Rp400.000,-). Dari 10
orang pekerja, akan dibagi untuk mengerjakan tugas yg berbeda” atau di tugaskan
untuk memberi makan,merawat ayam,mengambil telor, mencatat keuntungan dan
kerugian dengan sistem akutansi dan Kemudian usahakan untuk selalu datang
mengontrol setiap hari walaupun hanya sebentar setiap sore pada waktu ternak
diberi pakan.
2.2 Proses kerja usaha ini
Sehari sebelum bibit ayam didatangkan kandang harus dipersiapkan, letakkan
terpal pada seluruh lantai kemudian sebarkan gabah padi di atasnya dan siapkan
pula terpal atau sambungan karung-karung untuk menutup rapat dinding kandang.
Ini bertujuan agar kandang tetap hangat. Kemudian siapkan 40 karung pakan
(setiap pengiriman pakan 40 karung, total pakan yang dihabiskan 260 karung per
karung seberat 50kg).
Pada hari bibit ayam didatangkan siapkan triplek sebagai sekat yang dibuat
melingkar dengan ketinggian 60cm berdiameter 4 meter, sekat dengan diameter
tersebut untuk menampung sekitar 600 ekor bibit ayam. Jadi untuk 3700 ekor ayam
diperlukan enam lingkaran skat
Letakkan sebuah kompor penghangat (kompor khusus untuk penghangat ayam) di
tengah-tengah setiap lingkaran skat, kemudian letakkan 15 tempat pakan (talam
berdimeter 50cm) dan 8 unit tempat air minum di setiap skat.
Beri pakan dan air minum setiap pagi dan sore, setiap sore air dicampur
dengan obat anti stress (disediakan oleh bos bibit). Setelah 4 atau 5 hari
ternak diberi vaksin Ende dengan cara diteteskan pada mata ternak. Kemudian
tempat pakan (talam) diganti dengan tempat pakan khusus ayam yang ditaruh
dengan menggantungkannya setinggi 2cm dari lantai kandang dan terpal penutup
dinding dibuka bagian atasnya. Sekat diperbesar sesuai dengan kepadatan ternak
yang semakin besar.
Pada hari ke12 diberikan vaksin Rumboru yang dicampurkan pada susu skin
(susu untuk pertumbuhan bulu ayam), kemudian alas kandang (terpal dan gabah)
dibongkar dan alat penghangat berhenti dipakai, kemudian lingkaran skat dan
terpal penutup dinding dibuka. Kandang dibersihkan jika musim panas cukup
sekali saja dibersihkan, namun jika musim hujan maka kandang harus dibersihkan
setiap seminggu setelah hari ke12. Skat diganti dengan skat ruang kandang
dengan bambu yang di buat di setiap jarak 10 meter diberi jarak 2 cm antara
bambu-bambu skat, setiap sekat tetap berisi 600 ekor ayam, kemudian tempat
pakan ditambah menjadi 26 unit dan digantungkan lebih tinggi dari permukaan
lantai kandang menjadi 6 cm.
Pada hari ke18 ternak diberikan vaksin Ende yang dicampurkan pada susu
skin, setiap pemberian vaksin dilakukan pada waktu sore. Kemudian seminggu
sebelum panen yakni di hari ke 28, obat anti stress berhenti diberikan.
Segala sesuatunya mulai dari jumlah pakan, obat anti stress, vaksin, semua
dihitung dan dicatat untuk dijadikan data yang akan dicocokkan dengan data
peternak bibit (boss yang mensuplai segala kebutuhan tadi) agar penghitungan
bagi hasil menjadi benar. Begitu pula pada waktu panen semua ternak yang
dikeluarkan untuk dijual harus ditimbang dan dicatat untuk dijadikan data.
Adapun ayam yang afkir dipisah penimbangan dan pendataannya, sebab harganya
lebih murah dari yang normal, jika yang normal berharga Rp14.000,- per kg maka
yang afkir berharga Rp10.000,-.
Panen biasanya dilakukan 6 kali selama satu tahun. Setelah panen kandang
dibiarkan selama tiga hari menunggu sampai kotoran ternak kering baru setelah
itu dibersihkan dan kotoran dikumpulkan dalam karung-karung bekas pakan dapat
dijual seharga Rp2000,- kepada petani untuk dijadikan pupuk, dalam sekali panen
bisa menghasilkan 150 karung kotoran. Begitu pula dengan karung bekas pakan
dapat dijual seharga Rp2000,-. Hasil penjualan kotoran dan karung bekas dapat
menutupi ongkos air PDAM dan listrik dan minyak tanah bahan bakar penghangat
kandang.
2.2.1 Jumlah biaya yang dihabiskan dan keuntungan yang dihasilkan.
Sewa tanah beserta kandang yang dapat menampung 4000 ekor ayam
Rp15.000.000,- per tahun.
Biaya gaji 10 orang pekerja Rp400.000,- per orang per sekali panen
Rp1.000.000,-
Biaya bibit per kardus isi 100 ekor Rp370.000,- total harga 37 kardus
berisi 3700 ekor bibit ayam Rp13.690.000,-(dibayar setelah panen).
Biaya pakan per kwintal Rp265.000,- pakan yang dihabiskan sekali panen
adalah 130 kwintal seharga Rp265,000,- kali 130 kwintal sama dengan
Rp34.450.000,-.(dibayar setelah panen)
Biaya 20 bungkus obat anti stress yang dihabiskan selama sekali panen
adalah Rp240.000,-(dibayar setelah panen).
Biaya 24 botol vaksin selama sekali panen Rp360.000,- (dibayar setelah
panen).
Dari 3700 ekor bibit biasanya dapat dipanen 3500 ekor per ekor rata-rata
memiliki berat 1,5kg, maka hasil penjualan sekali panen Rp14.000,- dikali
5250kg (berat 3500 ekor ayam) sama dengan Rp73.500.000,-.
Keuntungan yang didapat adalah : hasil penjualan Rp73.500.000,- dikurangi
jumlah total biaya pakan, bibit, obat anti stress, vaksin Rp48.740.000,- sama
dengan Rp24.760.000,-.
Karena sistem kerja bagi hasil dengan penyuplai bibit dan kebutuhan
50%-50%, maka keuntungan yang didapat dibagi dua menjadi Rp12.380.000,- per
sekali panen.
Modal yang harus disiapkan pada awalnya adalah untuk pembiayaan kandang.
Jika menyewa kandang orang maka cukup Rp15.000.000,-.
Jika menyewa tanah 10 tahun dan membikin kandang sendiri untuk isi 4000
ekor maka jumlah modal yang harus disiapkan uang sewa tanah Rp10.000.000,- plus
biaya kandang Rp60.000.000,- sama dengan Rp70.000.000,-.
Pemasaran
Untuk pemasaran hasil panen karena memakai sistem kerja sama maka sudah
diurus oleh klien pembibitan sehingga kita tidak perlu memikirkan pemasaran.
2.2.2 Budidaya Ayam Petelur
Budidaya Ayam Petelur memerlukan ketelatenan / ketelitian, namun justru
dengan ketelitian dan keuletan itulah kita bisa berhasil dalam usaha. Budidaya
Ayam Petelur berbeda dengan budidaya ayam potong/ pedaging. Teknik pemeliharaan
dan analisa usahanyapun tentu akan sangat berbeda. Namun satu hal yang
menguntungkan dari budidaya ayam petelur adalah bahwa, disamping telur sebagai
hasil utama, kita juga akan memperoleh keuntungan tambahan dari penjualan
dagingnya, ketika ayam kita sudah tidak produktif lagi telurnya.
2.3 Sekilas Tentang Ayam Petelur.
Sebelum adanya Budidaya Ayam Petelur, ayam petelur adalah ayam-ayam betina
dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas
adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara
serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah
dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada
produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya
maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam
yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler,
sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi
juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur
putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup
lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam
setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan
(“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.
Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab
dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang
mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai
membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah
Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam
lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di
pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang
kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam
negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang
dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an,
orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam
dianggap seperti ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya
juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar, ayam negeri/ayam
ras ini ternyata bertelur banyak tetapi tidak enak dagingnya.
Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam
ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa
produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga
menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam
broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam
petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa
ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak.
Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan
telur dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai
diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep
makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya budidaya ayam
petelur.
Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dan dagingnya
dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara
komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras
petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung dengan kemampuan adaptasi
yang luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dapat mengantisipasi perubahan
iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya yang
membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu juga berasal dari
ayam liar di Asia dan Afrika.
2.3.1 Sentra Peternakan Ayam Petelur
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
1.Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini
mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya
berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni
white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial
banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur
di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih)
komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi
hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja
sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena
dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas
dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya
akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
2.Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di
antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini
disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak
terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang
banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang
cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya
mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur
cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya
memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan
rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur
cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat
lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit
daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih
laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.
2.3.2 Manfaat Ayam Petelur
Manfaat Ayam Petelur
Manfaat utama dari Budidaya Ayam Petelur adalah bahwa, ayam-ayam petelur
unggul yang ada, sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah untuk menghasilkan
bibit yang bermutu. Hasil kotoran dan limbah dari pemotongan ayam petelur
merupakan hasil samping yang dapat diolah menjadi pupuk kandang, kompos atau
sumber energi (biogas). Sedangkan seperti usus dan jeroan ayam dapat dijadikan
sebagai pakan ternak unggas setelah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan
juga dalam upacara keagamaan.
2.3.3 Syarat Lokasi Budidaya Ayam Petelur
- Lokasi harus jauh
dari keramaian/perumahan penduduk.
- Lokasi harus mudah
dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
- Lokasi yang
dipilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.
2.3.4 Pedoman Teknis Budidaya Ayam Petelur
Pedoman Teknis Budidaya Ayam Petelur
- Penyiapan Sarana
dan Peralata
A. kandang
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan
temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%,
penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak
kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin
kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan
permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan
membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun
dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam
kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang
penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya
disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air,
tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
BAB III
Bentuk-bentuk kandang
berdasarkan sistemnya
- Sistem kandang
koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam
petelur;
- Sistem kandang
individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari
kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi
dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini
banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.
Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
- kandang dengan
lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi,
pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem
koloni;
- kandang dengan
lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau
kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang
tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan;
- kandang dengan
lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40%
luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong
berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).
- Peralatan
1).Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang
bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter
setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan
sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang
antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
2).Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak
kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor
ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat
bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur
tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring
dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat
lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
3).Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan
diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat
tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat
bertelur.
Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium
atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit
dengan kotak khusus .
1.Penyiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut,
antara lain:
- Ayam petelur harus
sehat dan tidak cacat fisiknya.
- Pertumbuhan dan
perkembangan normal.
- Ayam petelur
berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam
umur sehari:
- Anak ayam (DOC )
berasal dari induk yang sehat.
- Bulu tampak halus
dan penuh serta baik pertumbuhannya .
- Tidak terdapat
kecacatan pada tubuhnya.
- Anak ayam
mempunyak nafsu makan yang baik.
e.Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
- Tidak ada letakan
tinja diduburnya.
2. Pemilihan Bibit Dan Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung
sebagai berikut:
Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam
dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per
kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan
telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya.
Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan
cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka
bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada
berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering
dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit
ayamnya.
Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat
memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang
produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan.
Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur
hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit
ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah ini. – Babcock B-300 v: berbulu
putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)
255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288,
ransum 1,89 gram/dosin telur.
H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272,
ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260,
ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275,
ransum 1,9 kg/dosin telur.
Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280,
ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)
260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272,
ransum 1,98 kg/dosin telur.
Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen
house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270,
ransum 2,0 kg/dosin telur.
Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen
house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen
house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.
Pemeliharaan Ayam Petelur
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan
usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang
ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak
dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.
Catatan-catatan yg di guanakn untuk mencatat usaha ternak ayam
Ada dua catatan yang digunakan yaitu jurnal dan Laporan
Jurnal sering juga disebut dengan buku harian. Jurnal merupakan catatan
akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan
meringkas data keuangan dan data lainnya. Jurnal ada dua yaitu jurnal umum dan
jurnal khusus. Salah satu cara untuk memproses data secara lebih efisien pada
sistem akuntansi manual adalah memperluas jurnal umum dua kolom menjadi jurnal
banyak kolom (jurnal multikolom). Setiap kolom pada jurnal multikolom digunakan
hanya untuk menampung transaksi yang mempengaruhi akun tertentu. Jurnal
multikolom hanya memadai pada perusahaan kecil, sedangkan bagi perusahaan besar
penggunaan jurnal ini tidak praktis. Oleh karena itu jurnal multikolom diganti
dengan beberapa jurnal khusus (special journal). Setiap jurnal khusus dirancang
untuk mencatat satu jenis transaksi yang terjadi berulang-ulang. Jurnal khusus
adalah suatu metode untuk mengikhtisarkan transaksi, yang merupakan bagian
mendasar dari setiap sistem akuntansi. Pada perusahaan besar jenis jurnal yang
biasa digunakan adalah jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan
kas, jurnal pengeluaran kas, dan jurnal umum. Dalam jurnal terdapat kegiatan
peringkasan data, yang hasil peringkasannya berupa jumlah mata uang transaksi
tertentu kemudian diposting kerekening yang bersangkutan dalam buku besar.
Unsur sistem akuntansi yang terakhir adalah laporan. Setelah transaksi
dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan yang
menghasilkan informasi tersebut dikenal sebagai laporan keuangan. Seluruh
laporan keuangan harus diidentifikasi dengan nama perusahaan, jenis laporan,
dan tanggal atau periode waktu laporan tersebut. Adapun laporan keuangan dapat
berupa neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan arus kas,
laporan perubahan laba yang ditahan. Data yang terdapat dalam laporan laba
rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan
arus kas digunkan untuk suatu periode waktu tertentu. Sementara data yang
disajikan dalam neraca adalah untuk tanggal tertentu. Ada empat tujuan umum
pengembangan sistem akuntansi yaitu:
Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
Untuk memperbaiki informasi yang dihasilakan oleh sistem yang sudah ada,
baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan interen, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi dan untuk
menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan
kekayaan perusahaan.
Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
Pencatatan Transaksi
Pencatatan transaksi merupakan kegiatan mencatat setiap transaksi yang
berhubungan dengan kegiatan usaha. Standarnya adalah semua transaksi yang
berhubungan dengan kas, pembelian, penjualan, piutang, dan utang. Mencatat
setiap transaksi sangat penting sebagai bahan untuk menyusun laporan keuangan.
Tanpa adanya pencatatan transaksi, maka tidak mungkin laporan keuangan dapat
dibuat, setiap transaksi juga harus disertai bukti transaksi, sebagai bukti
bahwa transaksi tersebut benar terjadi. Setiap transaksi dicatat di dalam buku
jurnal. Dengan menggunakan jurnal, setiap transaksi dapat dicatat dengan rapi,
dan jelas. Untuk menambahkan kebiasaan mencatat setiap transaksi usaha yang
terjadi maka diperlukan sebuah format jurnal yang praktis dan cepat.
Pembuatan bukti asli
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan
dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila
didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada
transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya
pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar
biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan
untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi
itu lebih lanjut.
Kwitansi
Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima
sejumlah uang tunai.
Menyusun laporan keuangan
Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan laporan
laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan dan
terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan
adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau periode yang dicakup
laporan, rangka laporan tersebut.
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
Jadi usaha ternak ayam dan budidaya ayam petelur bisa kita pahami atau di
jadikan usaha menengah untuk kita coba suatu hari nanti, karena usaha ini
sangat menjanjikan untuk di jalankan dengan mudah dan di pahami oleh kita dan
di bantu dengan adanya Penerapan sistem akuntansi pada usaha kecil menengah
sangat penting dalam mencapai keberhasilan usaha karena dapat menjadi dasar
yang handal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan, diantaranya
pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Sistem akuntansi menunjukkan
bahwa fungsi-fungsi akuntansi merupakan maninvestasi dari pada sistem akuntansi
yang secara administrasi akan tercantum dalam bentuk-bentuk formulir, buku-buku
dan catatan-catatan akuntansi serta laporan yang disajikan. Sistem akuntansi
dapat meningkatkan untuk mengetahaui mutu informasi, meningkatkan pengawasan
internal check, melindungi harta benda perusahaan dan meningkatkan kepercayaan
terhadap setiap catatan akuntansi.
Saran :
Menurut saya, sebaiknya karyawan usaha ternak ayam potong dan budidaya ayam
petelur di tambahkan karena jika terus memperkejakan hanya 10 perkerja bisa
saja kewalahan mengurusi ayam” dan telor, karena permintaan konsumen untuk
membeli ayam dan telor akan terus melonjak setiap tahunnya Karena ayam dan telor
sangat di butuhkan untuk di konsumsi karena merupakan kebutuhan pokok dan
Sebaiknya pihak ternak ayam potong dan budidaya ayam petelur terus menerapkan
sistem akuntansi dan pencatatan atas laporan keuangan agar memperoleh kemudahan
dan juga untuk pengendalian aset, kewajiban dan modal serta perencanaan
pendapatan dan efisiensi biaya-biaya yang terjadi yang pada akhirnya sebagai
alat untuk pengambilan keputusan usaha ke depannya.
Sebaiknya pada bon penjualan dan pembelian dicatat dengan rinci agar
persediaan ayam dan telor bisa dikontrol dengan baik. Selain itu
kwitansi-kwitansi pembelian barang agar disimpan dengan baik, sehingga pada
saat penggunaaan sistem akuntansi, informasi yang digunakan lebih akurat .
SUMBER : https://rahmatarifianto.wordpress.com/2014/10/14/makalah-sistem-akutansi-pada-usaha-dagang-ternak-ayam-potong-dan-budidaya-ayam-petelur/
Komentar
Posting Komentar