034. Valentine : Virus Barat Perusak Iman [TULISAN]
Hari valentine, seakan menjadi hari wajib yang harus dirayakan untuk
mengekspresikan kasih sayang. Tak hanya untuk muda-mudi yang terikat
dalam ikatan haram (pacaran), hari ini juga dirayakan oleh siapapun
untuk mengungkapkan rasa kasih sayang mereka. Bahkan hari ini,
rencananya akan dibagi-bagikan pisang di sekitar Bundaran HI untuk
berbagi kasih sayang.
Jauh
sebelum tanggal 14 februari datang, berbagai toko dan mall-mall di
kota-kota besar sibuk menghiasi diri dengan pernak-pernik valentine,
mulai dari coklat, bunga, boneka panda berwarna merah muda, dan pernik
lainnya. Padahal, kebanyakan dari pemilik-pemilik toko tersebut adalah
Muslim yang seharusnya tidak mendukung perayaan yang tidak diajarkan
dalam Islam ini. Karena merayakan hari valentine sama saja dengan meniru
kebiasaan orang kafir, dan dengan meniru kebiasaan mereka, maka kita
tak ubahnya seperti mereka. Naudzubillah!
Agama Islam telah
melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini
terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan
kesepakatan para ulama (baca: ijma').
Inilah yang disebutkan
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho 'Ash
Shiroth Al Mustaqim (Ta'liq: Dr. Nashir bin' Abdil Karim Al 'aql,
terbitan Wizarotusy Syu'un Al Islamiyah). Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan
Nashrani. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya
orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah
mereka." (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini
menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani
secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah
uban. (Iqtidho ', 1/185)
Dalam hadits lain, Rasulullah
menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir.
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka." (HR. Ahmad
dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho' (hal. 1/269) mengatakan
bahwa sanad hadits ini jayid / bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shohih sebagaimana dalam Irwa'ul Gholil no. 1269:
Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu
diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah
meniru-niru mereka.
Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
Allah Ta'ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka
adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan
orang-orang musyrik dan ini berarti tidak bisa umat Islam merayakan
perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi
renungan bagi kita semua. Allah Ta'ala berfirman, "Dan orang-orang yang
tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan
(orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah,
mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. Al Furqon:
72).
Ibnul Jauziy dalam Zaadul Maysir mengatakan bahwa ada 8
pendapat mengenai makna kalimat "tidak menyaksikan perbuatan zur",
pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena
pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur.
Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa "tidak menyaksikan
perbuatan zur" adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah
yang dikatakan oleh Ar Robi 'bin Anas.
Jadi, ayat di atas
adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik.
Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji,
maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang
sangat tercela dan termasuk 'aib (Lihat Iqtidho', 1/483). Jadi,
merayakan Valentine 's Day bukanlah ciri orang beriman karena
jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.
Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti
Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Kapan terjadi hari kiamat, wahai
Rasulullah?" Beliau shallallahu' alaihi wa sallam berkata, "Apa yang
telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?" Orang tersebut menjawab,
"Aku tidak mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak
shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan
adalah cinta Allah dan Rasul-Nya. "Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata,
"(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang kamu cintai." (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan, "Kami tidak
pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar
sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: Anta ma'a man ahbabta (Engkau
akan bersama dengan orang yang kamu cintai)."
Anas pun
mengatakan, "Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka
karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti
amalan mereka. "
Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan
diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela
dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda.
Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang saat itu.
Lihatlah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas: "Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang kamu cintai".
Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama
orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas
kafir? Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan
orang-orang kafir [?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai
para pengagum Valentine!
Ucapan Selamat berakibat Terjerumus dalam kesyirikan dan Maksiat
"Valentine" sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: "Yang
Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa". Kata ini ditujukan
kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)
Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi
"To be my valentine (Jadilah valentineku)", berarti sama dengan kita
meminta orang menjadi "Sang Maha Kuasa". Jelas perbuatan ini merupakan
kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik,
menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
Telah kemukakan di
awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan Nashrani, bahkan
kembali adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat
hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir
lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para
ulama (baca: ijma 'kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh
Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1 / 441,
Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, "Adapun memberi ucapan
selamat pada syi'ar-syi'ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir
(seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine,) adalah
sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma '(kesepakatan) kaum muslimin.
Misalnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka
seperti mengatakan, 'Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu',
atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau
memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun
dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan.
Ucapan
selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita
mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan
perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat
semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan
selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina,
atau ucapan selamat pada maksiat lainnya. "
Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina
Perayaan Valentine 's Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran.
Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan
mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol
perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan
bebas muda-mudi.
Mulai dari yang paling sederhana seperti
pesta, kencan, bertukar hadiah sampai penghalalan praktek zina secara
legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam
semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan
maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng
tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di
kalangan sesama remaja itu menjadi bisa. Alasannya, semua itu adalah
ungkapan rasa kasih sayang. Na'udzu billah min dzalik.
Padahal
mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta'ala berfirman,
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. "(QS. Al Isra ': 32)
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih
keras dari kata 'Janganlah melakukannya'. Artinya bahwa jika kita
mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina,
jelas-jelas lebih terlarang.
Meniru Perbuatan Setan
Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado
dan souvenir laku keras. Berapa banyak uang yang dihambur-hamburkan saat
itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk
keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada
orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu
berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti dari hal
lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa
bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk
Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine.
Tidakkah mereka
memperhatikan firman Allah, "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan. "(QS. Al Isra '26-27). Maksudnya adalah mereka
menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas'ud dan Ibnu 'Abbas mengatakan,
"tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang
keliru." (Lihat Tafsir Al Qur'an Al' Azhim)
Itulah sebagian
kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan,
ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih
sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu
yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama.
Perlu diketahui
pula bahwa Valentine 's Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam
melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh
dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang
mayoritas penduduknya beragama Hindu.
Alasannya, karena hari
valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat.
Di katakan: "Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa
nafsu saja yang enggan menerima kebenaran."
Oleh karena itu,
diingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari
Valentine, tidak bisa mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak
bisa membantu mewujudkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu,
mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong
menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang harus takut
pada murka Allah Ta'ala.
Komentar
Posting Komentar