046. Internet Sehat, Dakwah Dahsyat [TULISAN]
Sepertinya kita tak asing lagi dengan kata internet. Apalagi semenjak
adanya situs jejaring sosial. Orang semakin ramai duduk betah di depan
internet. Sebab kita tidak hanya bisa online lewat komputer, akan tetapi
juga bisa online lewat hape. Jadi aktifitas nge-net sekarang bisa kita
lakukan dimana saja. Bisa di rumah, dalam bus saat pergi kuliah, saat
antrian jawazat, di terminal saat menunggu bis dan berbagai tempat lainnya.
Lalu apa hubungannya dakwah dengan internet. Sepertinya kita tidak
perlu banyak alasan apalagi keraguan mengapa “internet untuk dakwah”.
Perkembangan informasi saat ini sudah membuat manusia dipaksa mengarungi
dua wilayah yang sama-sama nyata pengaruhnya, yaitu: dunia nyata dan
dunia maya (internet).Dunia maya saat ini sudah berubah menjadi wilayah
yang nyata pengaruhnya. Data menyebutkan bahwa 93 persen dari kegiatan
pemasaran menggunakan media sosial. Buktinya kita bisa melihat banyak
iklan pemasaran produk di beranda. Di bidang pertahanan sudah tidak aneh
lagi lembaga pertahanan beberapa negara yang kontroversial menyiapkan
anggaran yang begitu besar untuk mengamankan data dan situsnya dari
retasan para hacker di dunia maya. Pengaruhnya negatifnya juga ada,
seperti kasus perceraian yang kerap terjadi karena menyalahgunakan atau
disebabkan facebook. Walhasil, dunia maya tak lagi “maya” dari sisi
pengaruh dan signifikannya. Para aktifis dakwah yang senantiasa
bersemangat dalam menebarkan kebaikan dimana saja dan kapan saja,
tentulah tidak boleh tinggal diam. Jika selama ini mereka terbiasa masuk
keluar gang-gang sempit, atau naik turun gunung pebukitan dan lembah,
maka kini suka tidak suka mereka harus memasuki dunia maya, dengan
segala pernak-perniknya dan konsekuensinya.Komunitas dunia maya dan
pengguna internet pada umumnya adalah objek dakwah yang signifikan dan
tidak bisa dilupakan begitu saja. Ungkapan saat ini yang banyak beredar :
Jika Facebook adalah sebuah negara, jumlah penggunannya akan menjadi
negara ketiga terbesar di dunia dan dua kali ukuran penduduk AS. Maka
bagaimana mungkin ada wilayah yang begitu besar ‘penduduknya’ lalu
dibiarkan begitu saja tanpa sentuhan dan aktifitas dakwah. Dr.Yusuf
Qaradhawi mengatakan: Isi dari dakwah adalah tetap, tidak berubah,
sedang media dan sarananya berubah dan berkembang sesuai dengan
perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan umat manusia. Maka dalam
berdakwah kita wajib membuat dan menggunakan sarana yang sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi”.Setidaknya ada 3 langkah aplikatif
untuk mengembangkan dakwah di internet.
=Pertama: Menjadi Konsumsen
yang Cerdas. Artinya kita benar-benar menggunakan internet untuk sarana
belajar dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Caranya dengan banyak
membaca dan mengikuti update tulisan di situs-situs islami dan ceramah
para ulama dan ustadz. Sekarang kita hanya tinggal menulis nama salah
seorang ulama atau da’i di google, maka dengan mudah kita akan temukan
tulisan atau ceramah-ceramah mereka. Tidak hanya itu kita juga bisa
manfaatkan untuk belajar bahasa Arab online, dan mendownload kitab-kitab
referensi.
=Kedua: Menjadi Marketing dan Distributor. Caranya
adalah dengan meng-copas status yang bernilai dakwah dan bermuatan
inspirasi yang menggugah, banyak sekali kata-kata ulama yang bisa kita
jadikan status fb kita. Tidak mengapa kita sekedar copy paste dari yang
lain. Atau memberikan link-link situs islami yang bermutu sehingga bisa
dibaca oleh orang lain. Selain itu juga bisa dengan memberikan informasi
dan jadwal kajian.
=Ketiga: Menjadi Produsen Dakwah. Caranya
gampang, yaitu dengan membuat blog untuk menampilkan tulisan-tulisan
yang inspiratif, apalagi facebook juga menyediakan fasilitas untuk
nge-blog. Dan juga mencatat point-point penting dalam ceramah untuk
dishare dalam fb atau twitter. Terus, kalau kita bisa bikin power point
yang bermanfaat, ebook dan diunggah di blog atau situs sehingga para
objek dakwah dengan mudah membaca atau mendownloadnya.
Semoga
catatan singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Sehingga aktifitas
nge-net kita benar-benar bernilai ibadah di sisi Allah. Karena baginda
Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam
Islam, lalu perbuatan itu setelahnya dicontoh (orang lain), maka akan
dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa
dikurangi sedikitpun pahala mereka yang mencontohnya. Dan barangsiapa
mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh orang
lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya
tanpa mengurangi mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin
Abdillah ra).
Komentar
Posting Komentar